IDENTIFIKASI KAYU INDONESIA
|
|
Nama komersil | Bayur |
Nama daerah | Cerlang, balang, walang (Jawa); ambulang, jitang (Sumatera); tengi leuyan (Kalimantan); bangero (Sulawesi); bolang (Bali): damar, sala, wae (NTT). |
Nama negara lain | Bayok (Philipina); bayor (Malaysia); bayur (France, Germany, Malaysia, Netherland, UK, USA) |
Nama botanis | Pterospermum spp |
Famili | Sterculiaceae |
Daerah penyebaran | Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara |
Arsitektur pohon | Tinggi dapat mencapai 30 m, panjang batang bebas cabang 10-30 m dan diameter sampai 120 cm. Batang agak lurus, berlekuk dangkal, tinggi banir sampai 2 m. kulit berwarna sawo matang atau kelabu-coklat, sedikit mengelupas. |
Gambar pohon / Tree figure | Pterospermum javanicum Jungh |
Gambar kayu teras / Heartwood figure, Pterospermum javanicum Jungh | |
Warna kayu | Kayu teras warna merah pucat, merah-coklat muda, kadang-kadang semu lembayung. Kayu gubal berwarna putih kotor sampai kelabu |
Tekstur | Agak kasar |
Arah serat | Lurus atau berpadu |
Kesan raba | Permukaan kayu licin atau agak licin |
Berat jenis kering udara – Maksimum – Minimum – Rata-rata |
0,78 0,30 0,52 |
Keterawetan | Termasuk sedang sampai mudah |
Kelas awet | IV |
Kelas kuat | II-III |
Kembang susut | Kecil |
Daya retak | Rendah |
Kekerasan | Sedang |
Sifat pengerjaan | Mudah |
Pengeringan | Kayu mudah dikeringkan, kadang-kadang mengalami pencekungan dan pecah ujung. |
Tempat tumbuh | Tumbuh pada tanah basah (becek) yang tidak tergenang air dan dapat juga tumbuh pada tanah kering di dalam hutan gugur daun pada tanah kering di dalam hutan gugur daun pada tanah liat, tanah pasir atau tanah liat berpasir. Jenis ini memerlukan iklim basah hingga kemarau agak kering dengan tipe curah hujan A-C, pada dataran rendah sampai ketinggian 600 m dari permukaan laut. |
Kegunaan | Kayu bangunan terutama papan dan balok, plywood, kayu perkakas, kayu perkapalan, seni ukir & pahat, papan, peti, lantai, rangka pintu & jendela |